UPLAND PROJECT KABUPATEN LEBAK BERPARTISIPASI DALAM PAMERAN PANGAN LOKAL DAN KOMODITAS DAN WORKSHOP MENSIASATI KRISIS PANGAN GLOBAL DENGAN MEMINIMALISIR RESIKO PRODUKSI PANGAN MELALUI PEMBIAYAAN PERTANIAN

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Rahmat Yuniar, SP, M.Si bersama Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo pada saat mengunjungi Stand Upland Project Kabupaten Lebak.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Rahmat Yuniar, SP, M.Si beserta Sekretaris Dinas Pertanian, Iman Nurzaman Fasa, SP, M.Si, Kepala Bidang Prduksi Pertanian, Denny Iskandar, STP, MSi, Kepala Bidang P4, Itan Oktarianto, SP, MA, Kepala BIdang Penyuluhan, Kadarina, SP, M.Si dan beberapa staf lainnya mengikuti rangkaian kegiatan Workshop Mensiasati Krisis Pangan Global dengan Meminimalisir Resiko Produksi Pangan Melalui Pembiayaan Pertanian yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Kementerian Pertanian tanggal 5 – 7 Oktober 2022 bertempat di Audotrium Gedung F Kementerian Pertanian.

Pada kegiatan tersebut juga diselenggarakan Pameran Produk Lokal dan Komoditas Upland Project. Stand Kabupaten Lebak termasuk salah satu stand yang paling banyak dikunjungi oleh para peserta workshop.

Kementerian Pertanian menggelar Workshop Mensiasati Krisis Pangan Global dengan Meminimalisir Resiko Produksi Pangan Melalui Pembiayaan Pertanian mengingat dunia saat ini sedang dilanda krisis pangan global. Indonesia sebagai salah satu negara yang punya andil terhadap pangan dunia, berkomitmen untuk  berkontribusi terhadap keberlangsungan pangan bagi masyarakat.

Merujuk hal tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) sejak beberapa tahun terakhir melaksanakan berbagai program, di antaranya The Development of Integrated Farming System in Upland Area (UPLAND), program kerjasama antara Indonesia dengan IFAD (International Fund for Agricultural Development).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan lewat Upland, ribuan petani yang melaksanakan aktivitas pertaniannya di dataran tinggi, amat terbantu.

“Fokus dari kegiatan upland ini adalah pengembangan pertanian yang komprehensif dari on-farm sampai dengan off-farm berdasarkan value chain,” katanya.

Value chain  ini bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan petani di daerah dataran tinggi melalui pengembangan infrastruktur lahan dan air, pengembangan sistem agribisnis dan penguatan sistem kelembagaan.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Rahmat Yuniar, SP, M.Si beserta jajaran di Stand Upland Project Kabupaten Lebak

Untuk memberikan informasi publik terkait isu global  krisis pangan, Direktorat Jenderal Sarana dan Prasarana Pertanian melaksanakan workshop pertanian. Mengambil tajuk ‘Mensiasati Krisis Pangan Global dengan Meminimalisir Risiko Produksi Pangan Melalui Pembiayaan Pertanian, Rabu (5/10/2022) hingga Jumat (7/10/2022).

Workshop membahas banyak aspek. Di antaranya tentang KUR, Risiko terhadap produksi pangan, pengembangan keuangan inklusif dalam pembangunan pangan dan pertanian, serta asuransi pertanian.

Intinya adalah bagaimana menciptakan solusi dari krisis pangan ini, melalui skema pembiayaan pertanian

Saat membuka workshop, Dirjen PSP Kementan, Ali Jamil, mengatakan kegiatan ini mendukung tagline yang diusung Kementan, yaitu mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern.

Dijelaskannya, salah satu aspek penting dalam pertanian adalah fasilitas pembiayaan. Kementan mendukung hal itu melalui KUR.  

“Untuk kepala daerah, mohon bantuan untuk membantu program ini supaya pencapaian projek ini bisa tercapai dengan baik,” katanya.

Ali juga berterimakasih kepada Himbara yang telah memberikan kemudahan KUR kepada petani. Juga bank-bank daerah yang mendukung penyaluran KUR pertanian.

“Dari segi permodalan, harusnya petani tidak lagi menemui kesulitan. karena ada KUR yang bisa dimanfaatkan untuk on farm maupun off farm,” katanya.

Ali juga membahas mengenai perlindungan terhadap petani.

“Pemerintah telah melakuan perlindungan terhadap petani, khususnya melalui asuransi. Namun cakupan asuransi akan kita untuk diperluas,” katanya.

Menurut Ali, Ditjen PSP Kementan sedang menggodok kemungkinan asuransi untuk komoditas selain padi dan sapi/kerbau.

“Selama ini yang ada adalah asuransi usaha tani padi atau sapi dan kerbau. Kita akan upayakan ada juga asuransi untuk bawang bawang merah, cabai merah dan komoditas yang berdampak pada inflasi. Kalau bisa juga kambing dan domba juga kita asuransikan,” katanya.

Ali mengatakan mencoba membuka kemungkinan asuransi pertanian tidak hanya melalui Jasindo.

“Bisa atau tidak, atau seperti apa mekanismenya, kita harapkan dari workshop ini ada masukan mengenai hal itu,” katanya.

Ali mengatakan, Mentan menyambut positif kegiatan Upland yang merupakan kerjasama dengan IFAD. Pasalnya, kegiatan ini turut membangun pertanian dari hulu ke hilir.

“Khususnya di dataran tinggi. Dan menanggapi ini, kita menerapkan strategi 5 CB atau cara bertindak. CB 1 peningkatan kapasitas produksi, CB 2 diversifikasi pangan lokal, CB 3 penguatan cadangan dan sistem logistik pangan, CB 4 pengembangan pertanian modern, dan CB 5 gerakan tiga kali ekspor (Gratieks). Itu program yang sudah eksis,” ujarnya.

Dijelaskannya, Menteri Pertanian juga menyampaikan 3 program Strategis baru, yaitu tetap meningkatkan produksi namun dalam konteks menekan inflasi, subtitusi komoditi alternatif, memberikan kesempatan komunitas komunitas menghandle bagaimana pertanian bisa lebih berkembang.

“Kementan sudah melakukan semua program itu, kebijakan pemerintah mengenai kedelai sudah semakin berkembang bagaimana masyarakat semakin diuntungkan dan bisa berjalan lancar, peningkatan ekspor juga terus kita tingkatkan, lebih dari 500 komoditas sudah kita ekspor, dengan nilai Rp625 triliun. Yang artinya terjadi peningkatan 38 persen dari tahun sebelumnya,” ujarnya.

Dijelaskannya, Kementan juga melakukan sosialisasi dan mensiasati krisis pangan global dengan melibatkan peran Upland project. Tujuannya, untuk membangun logistik pangan.

Rahmat Yuniar menyatakan Buah unggulan Kabupaten Lebak laku keras pada pameran yang digelar Kementerian Pertanian (Kementan) RI. “Alhamdulillah semua yang kita jajakan habis, seperti manggis 200 butir langsung habis. Bukan hanya manggis, tapi buah-buahan yang di jajakan semua habis,” kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) Lebak.

“Pak Menteri Syahrul juga sempat mampir ke stan kita dan mencicipi durian asli Lebak dan terpukau dengan rasa durian Lebak,” katanya.

Rahmat mengatakan, pemerintah berkomitmen untuk terus berkontribusi terhadap keberlangsungan pangan bagi masyarakat. Terlebih di tengah dunia saat ini sedang dilanda krisis pangan global. Karenanya, Kementan terus melaksanakan berbagai program, di antaranya The Development of Integrated Farming System in Upland Area (Upland). Kabupaten Lebak menjadi salah satu daerah yang terpilih untuk lokasi pelaksanaan kegiatan Upland Project pada lahan seluas kurang lebih 500 hektare dengan komoditas manggis. Tiga kecamatan di Lebak disiapkan untuk Upland manggis ini yaitu Cibeber, Lebakgedong, dan Cipanas. (DEI)

author
No Response

Leave a reply "UPLAND PROJECT KABUPATEN LEBAK BERPARTISIPASI DALAM PAMERAN PANGAN LOKAL DAN KOMODITAS DAN WORKSHOP MENSIASATI KRISIS PANGAN GLOBAL DENGAN MEMINIMALISIR RESIKO PRODUKSI PANGAN MELALUI PEMBIAYAAN PERTANIAN"