RAPAT KOORDINASI AKSELERASI LTT PAJALE DAN GERAKAN PEMANFAATAN ELISATOR BIOSAKA PROVINSI BANTEN

Kementerian Pertanian Republik Indonesia melalui Direktorat Tanaman Pangan dan Dinas Pertanian Provinsi Banten menggelar  Rapat Koordinasi Akselerasi Ltt Pajale Dan Gerakan Pemanfaatan Elisator Biosaka Provinsi Banten pada Selasa (06/06) di Le Dian Hotel and Cottages, Kota Serang.

Rakor tersebut dihadiri oleh Direktur Serealia Ditjen Tanaman Pangan, Dr. Ir. Moh Ismail Wahab, M.Si, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, DR. Ir. H. Agus M. Tauchid, M.Si, para Kepala Dinas Pertanian Kabupaten / Kota se Provinsi Banten, para perwakilan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan undangan lainnya diantaranya dari BMKG. Dinas Pertanian Kabupaten Lebak hadir diwakili Kepala Bidang Produksi Pertanian, Denny Iskandar, STP, M.Si dan Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian, Riki Adriana, STP. Ikut hadir juga sebagai peserta, Sub Koordinator Penjaminan Kemurnian Sumberdaya Genetik (SDG) Pertanian, M. Romli Setiawan, SP, Korwil Malingping, Ira Heryani, ST, Korwil Wanasalam, Atep Nugraha, STP, Korwil Warunggunung, Samsudin, SP dan PPL Cikulur, Dadan Agus Kartiwa. Narasumber kegiatan Rakor tersebut diantaranya Prof. DR. Robert Manurung dan Muhamad Ansar seorang penggagas elisator Biosaka.

Direktur Seralia dalam sambutannya menggugah peserta tentang pentingnya upaya peningkatan produksi khususnya padi di Indonesia termasuk di Provinsi Banten. Bahwa berdasarkan Undang – undang Nomor 18 tahun 2012 tentang pangan pasal 15 Pemerintah mengutamakan produksi pangan dalam negeri untuk pemenuhan kebutuhan komsumsi pangan. Sedangkan disisi lain banyak tantangan yang dihadapi diantaranya adalah peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya dan tingginya alih fungsi lahan.

Berdasarkan data Angka Tetap (ATAP) KSA BPS, produksi beras Tahun 2022 mencapai 31,54 juta ton beras. Sedangkan konsumsi penduduk sebesar 30,20 juta ton beras, atau ada surplus 1,34 juta ton beras. Produksi beras ini ditengah tantangan tadi dikhawatirkan pada suatu saat akan tidak lagi lagi cukup untuk pemenuhan konsumsi pangan masyarakat jika tidak ada upaya – upaya serius untuk terus meningkatkan produksi pangan. Tahun 2023 ditargetkan produksi beras sebesar 31,92 juta ton beras.

Direktur Seralia melanjutkan bahwa Upaya Peningkatan Produksi dilakukan diantaranya melalui Peningkatan Indeks Pertanaman, Peningkatan Produktivitas dan Perluasan Areal Tanam. Peningkatan Indeks Pertanaman dilakukan melalui peningkatan IP100 ke IP200, IP200 ke IP300, IP300 ke IP400 menggunakan varietas padi super genjah. Peningkatan Produktivitas dilakukan melalui Penggunaan Varietas Unggul Baru potensi hasil tinggi ( > 6 ton/ha) dan Introduksi teknologi. Sedangkan Perluasan Areal Tanam dilakukan melalui peningkatan luas tanam Tanaman sela/tumpeng sari di  antara tanaman utama/Tanaman belum menghasilkan, Lahan peremajaan/replanting, Dibawah tegakan tanaman tahunan, Pergantian Komoditas, Lahan bera/terlantar, Lahan eks tambang.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, DR. Ir. H. Agus M. Tauchid, M.Si pada saat membuka acara menyampaikan agar seluruh Kabupaten / Kota mewaspadai perkiraan datangnya el nino.  

Narasumber berikutnya adalah Prof. Robert Manurung, Guru Besar  Rekayasa Hayati – Institut Teknologi Bandung, memaparkan tentang Pengembangan Dan Pemanfatan Elisitor Senyawa Kimia Alami – Biosaka, bahwa Demplot penerapan biosaka pada berbagai jenis tanaman yang dilaporkan petani memberi hasil yang sangat baik merupakan kesempatan  langka sebagai obyek riset bagi  para Ilmuwan dan akademisi.   Disamping dapat  melakukan kalibrasi atau validasi klaim yang disampaikan petani,  penelitian pada demplot petani merupakan kesempatan langka  bagi pengembangan pengetahuan baru untuk menemukan mekanisme peran dan fungsi biosaka memperbaiki sel-sel tanaman dan  memperbaiki lahan dan  ekosistemnya. Penelitian lanjut  diharapkan akan dapat digunakan sebagai landasan penentuan  batas-batas kondisi (boundary condition) penerapan biosaka agar  keberhasilan yang telah dicapai petani dapat dipertahankan secara berkelanjutan dan dampak negatif yang tidak diinginkan di masa depan dapat dihindari.

Narasumber berikutnya adalah Muhamad Ansar, seorang penemu Biosaka, memaparkan bahwa Biosaka adalah sebuah formula untuk pertanian yang berasal dari ekstrasi tanaman (seluruh ragam hayati) yang diekstrak dengan metode peremasan tangan dan diaduk secara perlahan dengan media air sebagai pelarut ekstrasi. Nama biosaka berasal dari ide penggagas gerakan SAKA, yaitu sebuah singkatan dari selamatkan alam kembali ke alam, sebuah gerakan sosial dibidang peduli lingkungan melalui gerakan pertanian organik dan langsung bermitra dengan petani dengan konsep pemberdayaan dan penyebaran dengan sistem getok-tular.

Pada rakor tersebut juga dipraktekan cara pembuatan elisator biosaka langsung dibawah bimbingan penemunya yaitu Muhamad Ansar.(DEI)

author
No Response

Leave a reply "RAPAT KOORDINASI AKSELERASI LTT PAJALE DAN GERAKAN PEMANFAATAN ELISATOR BIOSAKA PROVINSI BANTEN"