GERAKAN PENGENDALIAN HAMA ULAT GRAYAK PADA JAGUNG DI DESA PASINDANGAN KECAMATAN CILELES

Kamis (02/11/2022) telah dilaksanakan gerakan pengendalian ulat grayak pada tanaman jagung di Desa Pasindangan Kecamatan Cileles yaitu di Poktan Topasari.
Jenis tanaman yang diserang adalah tanaman varietas jagung NK22. Serangan hama tersebut harus terus dipantau karena dapat menyebabkan kerusakan yang berat dalam waktu singkat. Untuk itu perlu dilakukan gerakan pengendalian Luas hamparan 60 ha Umur tanaman 1 – 15 Hst.  Populasi ulat grayak yang dikendalikan berada pada level kelompok telur dan penetasan  instar 1 . Kegiatan Gerakan Pengendalian Ulat Grayak ini mendapatkan dukungan petuh dari Dinas Pertanian Provinsi Banten melalui Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura yang memberikan bantuan Hand sprayer dan Insektisida
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Rahmat Yuniar, SP,MSi Kepala Bidang Produksi Pertanian Denny Iskandar, STP, M.Si, para petugas BPTPH Banten dan petani anggota poktan Topasari Desa Pasindangan Kecamatan Cileles.

Ulat Grayak merupakan salah satu hama yang menyerang tanaman jagung. Ulat ini tidak berbulu dan biasa disebut oleh petani sebagai ulat tentara karena menyerang dengan populasi tinggi. Siklus hidup ulat grayak dapat berlangsung dari 32 – 46 hari. Fase Telur selama 2-3 hari dengan jumlah telur dapat mencapai 1.046 telur. Fase larva selama 14-19 hari. Fase pupa selama 9-12 hari dan Fase Imago selama 7-12 hari. Ulat ini memiliki daya migrasi tinggi di mana imago mampu terbang 100 km/malam dan 500 km sebelum meletakkan telurnya. Dengan bantuan angin, larva mampu menginvasi tanaman budidaya di sebelahnya. Ulat grayak umumnya menyerang pada malam hari, sedangkan pada siang hari ulat ini bersembunyi di bawah tanaman, mulsa atau dalam tanah. Gejala tanaman terserang ulat grayak adalah daun rusak terkoyak, berlubang tidak beraturan, terdapat kotoran seperti serbuk gergaji dan pada serangan berat daun menjadi gundul.

Tanaman jagung yang diserang oleh hama jagung ulat grayak kerusakannya ditandai dengan:

  • Adanya bekas gesekan dari larva atau ulat. 
  • Pada permukaan atas daun atau disekitar pucuk tanaman jagung, ditemukan serbuk kasar seperti serbuk gergaji. 
  • Ulat grayak ini merusak bagian pucuk, daun muda, maka tanaman jagung dipastikan akan mati. 
  • Ketika populasi ulat grayak ini sangat tinggi, maka bagian tongkol jagung juga akan diserang oleh hama ini.

Pencegahan dan Pengendalian Ulat Grayak perlu dilakukan agar petani tidak mengalami kerugian akibat gagal panen.

a. Tindakan Pencegahan

  1. Pengunaan benih dan varietas yang memiliki daya kecambah yang baik dan bebas dari penyakit.
  2. Lakukan waktu penanaman yang tepat waktu dan hindari waktu penanaman yang tidak seragam pada satu lahan. Itu untuk menghindari ketersediaan tanaman ianang hama ini ini secara terus menerus.
  3. Kondisi tanah yang baik dengan penggunaan pupuk anorganik secara seimbang untuk mengurangi intesitas serangan hama ulat grayak ini.
  4. Lakukan sistem tumpang sari tanaman jagung dengan tanaman lain yang tidak disukasi oleh hama ini.
  5. Lakukan pengamatan setidaknya seminggu sekali untuk mengamati, mempelajari, dan mengambil keputusan yang tepat jika ditemukan gejala serangan hama ini.

b. Tindakan Pengendalian

  1. Secara mekanis, dapat dilakukan adalah dengan cara mencari dan membunuh larva dan telur hama ini secara mekanis, yakni dengan dihancurkan dengan tangan.

Secara biologis, dengan penggunaan musuh alami yang berperan sebagai agen pengendali hayati untuk mengurangi populasi hama ulat grayak. Beberapa contoh musuh alami dari hama ini yaitu  jenis parasitoid Trichogramma spp. dan jenis predator cecopet, kumbang kepik, dan semut.(DEI)

author
No Response

Leave a reply "GERAKAN PENGENDALIAN HAMA ULAT GRAYAK PADA JAGUNG DI DESA PASINDANGAN KECAMATAN CILELES"